
Kerja Keras Panitia di Balik Kemeriahan MAN 1 Banyuwangi Festival Season 3
Rangkaian acara peringatan Milad MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 1 Banyuwangi telah resmi selesai dan ditutup pada Senin (06/03/2023) oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dimyati. Pada acara puncak tersebut, telah dilakukan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba-lomba M1BF (MAN 1 Banyuwangi Festival) Season 3.
Acara yang bertempat di Lapangan Madrasah ini berlangsung cukup meriah melibatkan semua unsur, mulai dari siswa-siswi, bapak ibu guru, Kepala Madrasah, perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, para pemenang lomba, hingga tokoh masyarakat setempat. Dalam sesi inti, mauidzoh hasanah, juga turut diundang ustaz asal Kecamatan Rogojampi, Andi Hidayat.
Berbeda dengan tahun lalu semasa Covid-19, Kegiatan M1BF tahun ini terdiri atas tiga bagian besar yang diadakan secara offline, yaitu lomba akademik, lomba non-akademik, dan Festival Al-Banjari. Selain itu, acara tahunan ini juga dimeriahkan dengan adanya bazar dari para sponsor dan pameran karya siswa. Selama tiga hari, suasana madrasah kian berbeda dari biasanya. Para tamu undangan dan pengunjung sekian banyaknya hadir memenuhi segala penjuru madrasah. Banyak pihak yang mengapresiasi suksesnya acara dan pelayanan yang diberikan kepada mereka selama di madrasah.
Namun, kemeriahan dan kesuksesan acara akan mustahil tanpa kerja keras tim panitia. Mereka adalah para aktor di balik layar yang rela mengorbankan waktu, pikiran, harta, dan tenaganya demi menyukseskan acara. Perjuangan panjang sejak enam bulan lalu tak terasa telah usai.
Ketua panitia, Moch. Rio Ferdinand, mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas kerja keras panitia dari awal hingga akhir. "Teruntuk temen-temen panitia, pascaacara semoga tetep terjalin silaturahminya, hubungan baiknya, tetep kompak dan akrab walau berbeda organisasi dan ekstrakurikuler. Kita tetep satu di bawah naungan yang sama, yaitu MAN 1 Banyuwangi dan punya tujuan yang sama untuk membanggakan almamater tercinta ini," ungkap lelaki yang juga menjabat sebagai Humas Eksis Jurnalistik MAN 1 Banyuwangi itu.
Berikut perjalanan kepanitiaan M1BF Season III dengan berbagai cerita menariknya:
Awal Pembentukan
"Saat awal pembentukan panitia pasti nggak gampang, terutama untuk nyatuin berbagai organisasi dan ekstrakurikuler yang berbeda, karena setiap darinya pasti punya sifatnya masing-masing. Tapi kita tetap berusaha membaur dan membangun kekompakan bersama," ujar Ryo. Di antara organisasi dan ekstrakurikuler yang dimaksud di sini, yang telah berkolaborasi dalam kepanitiaan, yaitu OSIM (Organisasi Siswa Intra Madrasah), Eksis Jurnalistik, Teater Obsesi, dan English Club MAN 1 Banyuwangi.
Kendala-kendala Persiapan Acara
"Kendalanya itu lebih banyak di miss komunikasi sih. Jadi, apapun yang berkaitan dengan event itu harus dikomunikasikan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan konflik," lanjut Ryo. Selain Ryo, Wakil Ketua Panitia, Dinda Fitri Rahmawati, juga mengeluhkan beberapa hal terkait kendala persiapan acara.
"Kendala sebelum acara, tepatnya ketika tanggal 2 saat penutupan pendaftaran, itu kan masih banyak peserta yang baru daftar, sedangkan hari itu juga malamnya kita harus segera menyerahkan sertifikat kepada Kemenag untuk ditanda tangan basah," ujar perempuan yang juga menjabat Ketua OSIM MAN 1 Banyuwangi itu. Karena hal itu, penutupan pendaftaran yang sebelumnya dibatasi hingga pukul 23.59 WIB, akhirnya dimajukan menjadi pukul 20.00 WIB.
Hari-H yang Mendebarkan
"Saat hari H, mungkin kendalanya terkait perubahan rundown. Seperti adanya acara yang molor. Tapi itu menurut saya sudah wajar ya dalam setiap acara," ucap Dinda. Waktu mulai pada acara puncak tersebut memang sedikit mundur hingga sekitar 30 menit dari yang direncanakan. Penyebab utamanya adalah panitia masih menunggu kehadiran beberapa tamu undangan, terutama yang bertugas menyampaikan sambutan.
Selain itu, sebenarnya masih banyak lagi cerita keseruan panitia dalam menyiapkan acara. Terlepas dari berbagai kekurangan acara, Ryo tetap mengapresiasi kekompakan panitia. "Salah satu hal istimewa yang perlu saya apresiasi pada panitia adalah kekeluargaannya. Tapi, saya ingatkan walaupun kita sebagai panitia sudah seperti keluarga, kita juga harus bisa melihat kondisi kapan ada waktu bercanda dan kapan harus serius," imbuh Ryo.
Evaluasi Pascaacara
Sama halnya seperti kepanitiaan acara lainnya, kepanitiaan M1BF kali ini juga mengadakan rapat evaluasi pascaacara. Rapat yang dipimpin langsung oleh ketua panitia itu berjalan cukup singkat. Semua panitia baik inti, seksie, dan koordinator lomba diberi kesempatan untuk melaporkan apa yang telah dilakukannya dan yang menjadi kekurangannya. Turut hadir pula dalam rapat itu Pembina OSIM MAN 1 Banyuwangi, Ani Kurniawati, dan Pembina Remas sekaligus Panitia Festival Al-Banjari, Achmad Rizki Maulana.
Salah satu hal yang dievaluasi adalah perihal penyambutan tamu dan peserta. "Bagi yang bertugas mengantarkan tamu/peserta, antarkan dia sampai ke tempat duduknya jangan hanya ditunjukkan jalannya saja. Penyambutan ini sangat penting karena mata pertama yang dilihat orang luar saat masuk MAN adalah mata orang yang menyambut itu. Jika sambutannya baik, maka madrasah ini akan dinilai baik oleh orang tersebut, dan sebaliknya," pesan Rizki (hzk).