Ekstra Tari Mansawangi Suguhkan “Selendange Sang Gandrung” di Hari Pahlawan
Seusai upacara Hari Pahlawan di halaman Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi, suasana yang semula khidmat tiba-tiba berubah menjadi hangat dan penuh warna. Iringan gamelan menggema, selendang merah berayun, dan senyum para penari menebar semangat baru.
Mereka adalah anggota Ekstrakurikuler Tari Mansawangi yang menampilkan karya berjudul “Selendange Sang Gandrung.” Tarian ini mengisahkan pesona sekaligus keteguhan hati seorang Gandrung—simbol perempuan Banyuwangi yang lemah lembut namun tangguh.
Penampilan mereka tak hanya menghibur, tapi juga menggetarkan hati. Setiap gerakan tampak seperti doa yang menari untuk para pahlawan. “Kami ingin mempersembahkan sesuatu yang khas dari Banyuwangi, sebagai bentuk terima kasih kepada para pahlawan yang sudah berjuang,” ujar salah satu penari, sambil tersenyum di balik peluh.
Kepala MAN 1 Banyuwangi, Sugeng Maryono, pun memberikan apresiasi tinggi. “Anak-anak luar biasa. Mereka tidak hanya menari, tapi juga membawa pesan: mencintai tanah air bisa lewat budaya,” tuturnya dengan bangga.
Tepuk tangan panjang dari guru dan siswa menjadi penutup sempurna siang itu. Hari Pahlawan di MAN 1 Banyuwangi pun terasa bukan sekadar seremonial—tetapi juga perayaan semangat, kebanggaan, dan cinta pada Indonesia.