Pesan Kepala Kemenag Banyuwangi di Milad Mansawangi ke 45: Kepatuhan Kunci Kesuksesan
MANSAWANGI - Peringatan Milad MAN 1 Banyuwangi ke 45 memberikan kesan tersendiri bagi Kepala Kantor Kementerian Agama Banyuwangi, DR. Choironi Hidayat, S.Ag, M.M.
Di usia yang ke 45 ini, MAN 1 Banyuwangi diharapkan menjadi garda terdepan dalam mewujudkan dunia pendidikan yang berlandaskan Akhlakul Karimah.
"Kami sangat mengapresiasi para dewan guru dan tenaga kependidikan yang sudah bekerja secara keras mencetak generasi yang berprestasi baik secara akademik maupun non akademik serta berakhlak mulia," ungkapnya, Kamis (13/2/2025).
Dalam kesempatan itu, Choironi berpesan kepada dewan guru dan siswa akan pentingnya sikap tawadlu' sebagai kunci kesuksesan di masa depan. "Tolong diingat bahwa kesuksesan seseorang itu sangat ditentukan oleh kepatuhan," pesannya
Semakin patuh seseorang, maka orang tersebut akan menemukan kesuksesan di masa depan. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki sikap patuh, maka ia akan sulit meraih kesuksesan.
"Saya pernah baca sebuah referensi, ada satu tim yang meneliti lembaga pendidikan anak kecil di luar negeri. Ada 30 anak kecil yang diteliti terkait sikap kepatuhannya," beberapa Choironi.
Dalam penelitian tersebut, 30 anak kecil tersebut masing-masing diberi 10 permen oleh gurunya. "Kemudian sang guru berkata, jangan makan permen ini sebelum ada perintah. Kemudian ditinggalkanlah 30 siswa yang masih kecil itu," ungkapnya.
Beberapa waktu kemudian, sang guru datang kembali untuk memeriksa apakah siswanya itu mematuhi perintahnya atau tidak. "Ternyata ada yang utuh tidak dimakan sama sekali. Ada yang sisa 7, sisa 5, bahkan ada yang tidak tersisa sama sekali," jelasnya.
Berdasarkan hal tersebut, oleh tim peneliti 30 anak kecil ini terus dipantau perkembangannya. "Data anak yang patuh, setengah patuh, tidak patuh kemudian dikomparasikan dengan kehidupan mereka saat remaja dan dewasa," imbuhnya.
Hasilnya pun cukup mengejutkan. Berdasarkan penelitian itu, anak-anak yang patuh dan tidak memakan permen sebagaimana perintah gurunya dulu rata-rata menjadi orang sukses saat dewasa.
"Sedangkan yang setengah patuh jadi orang biasa-biasa saja dan yang tidak patuh sama sekali banyak yang jadi mafia. Ini kisah nyata," bebernya.
Dari situ, Choironi menyimpulkan kesuksesan anak bukanlah dikarenakan faktor kecerdasan semata. Namun yang lebih penting dari itu adalah attitude dan tingkat kepatuhannya kepada orang tua dan guru.
"Ini meruntuhkan teori yang menyebutkan bahwa semakin cerdas semakin sukses. Ternyata faktor kepatuhan yang berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang," imbuhnya.
