Hikmah Maulid: Nabi Muhammad dan Kisah Para Sahabat yang Mencintainya
Pada suatu hari, anak-anak perempuan dari Bani Najjar menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW di desa mereka dengan lantunan syair dan iringan rebana, sebagai ungkapan kebahagiaan dan kebanggaan atas kehadiran Nabi di desa tersebut. Melihat sambutan itu, Nabi merespon dengan penuh sukacita, tersenyum, dan bahkan mendekati mereka. Nabi bertanya, "Apakah kalian benar-benar mencintaiku?" Mereka pun menjawab, "Tentu saja, wahai utusan Allah." Mendengar jawaban itu, Nabi bersabda, "Demi Allah, aku juga mencintai kalian." Ucapan ini diulang hingga tiga kali. Dari kisah ini, mari kita renungkan: bukankah kita yang memperingati Maulid Nabi dengan penuh semangat, sama seperti anak-anak Bani Najjar yang mencintai Nabi dengan tulus? Semoga kita juga mendapatkan balasan yang sama dari Nabi: "Demi Allah, aku juga mencintai kalian," sehingga rahmat dan keberkahan Allah melimpah kepada kita. Aamiin.
Apapun yang diberikan oleh kekasih, pasti kita sukai. Seperti halnya Abdurrahman bin Shakhr, yang sangat bangga ketika dijuluki Abu Hurairah oleh orang-orang. Bukan karena arti nama itu yang secara bahasa berarti "ayah kucing kecil", melainkan karena nama tersebut diberikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika itu, Abdurrahman tengah berjalan sambil membawa seekor anak kucing di lengan bajunya. Nabi melihatnya, tersenyum, dan berkata, "Kamu memang ayahnya kucing."
Satu sifat Nabi yang mungkin tidak banyak dijelaskan secara eksplisit dalam teks-teks agama, tetapi sangat dicontohkan oleh beliau adalah peka. Hal ini terlihat dalam kisah Abu Hurairah yang pernah melewati rumah Nabi dalam kondisi sangat lapar. Nabi Muhammad SAW memanggilnya, dan Abu Hurairah dengan semangat menjawab, "Labbaik, ya Rasulullah" (yang berarti: "Siap, wahai utusan Allah"). Tanpa banyak bicara, Nabi langsung berkata, "Ayo, ikuti aku," seakan memahami apa yang dirasakan oleh sahabatnya. Dari kisah ini, Nabi ingin mengajarkan kepada kita pentingnya memiliki sifat peka dalam menjaga hubungan sosial sesama manusia (hablumminannas).
