Berita

          Masih berlanjut, agenda Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) Tahun 2023 di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi memasuki hari kedua pada Selasa (18/07/2023). Seperti lazimnya, kegiatan diawali apel pagi di lapangan madrasah dan registrasi di kelas. Adapun materi yang akan diterima para peserta didik baru hari ini adalah terkait moderasi beragama, bullying, etika berbudaya, dan tata tertib madrasah. 

          Pemateri moderasi beragama, Askhab, menjelaskan pentingnya moderasi beragama di tengah kehidupan bermasyarakat. "Moderat artinya kebijakan yang di tengah, kita tidak serong/ekstrem kanan maupun kiri. Kalian semua nantinya akan menjadi kader-kader moderasi beragama," jelasnya. 

          "Islam mengajarkan sikap ini yang disebut tawassuth. Memahaminya saja tidak cukup, harus dengan penerapan. Intinya ada sembilan nilai moderasi beragama, yaitu kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penghormatan kepada tradisi," imbuh laki-laki yang menjabat Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi itu. 

          Masih disampaikan olehnya, materi selanjutnya adalah terkait bullying. "Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang ulang oleh seorang siswa yang memiliki kekuasaan dari pada siswa lain dengan tujuan melukai. Bentuk kekerasannya meliputi kekerasan fisik ataupun nonfisik. Dan bentuk bullying yang banyak terjadi sekarang ini adalah cyberbullying," ucap Askhab. Karena itu, ia berpesan kepada para peserta didik agar menjaga sikap dalam bermedia sosial. 

          Selanjutnya, materi etika berbudaya disampaikan oleh Muhammad Nurrofiq. Diawal, beliau menekankan bahwasannya salah satu misi MAN 1 Banyuwangi adalah berprestasi dengan berlandaskan akhlaqul karimah. "Ada perbedaan signifikan antara sekolah di madrasah dan di luar madrasah. Pasti yang berbeda adalah pengedepanan akhlak," tuturnya. 

        Tema yang ia ambil terkait etika berbudaya adalah "Cerdas Bermedia Sosial di Era Keterbukaan Informasi". Beliau mengatakan medsos itu bahayanya banyak sekali, baik secara fisik maupun batin, di antaranya rusaknya saraf mata, berkurangnya komunikasi dan silaturahmi, serta menurunnya minat belajar. 

          "Etika itu tata krama/sopan santun. Sedangkan budaya itu pembiasaan. Contohnya di sini dibiasakan Salam, Sopan, Santun, Senyum, dan Sapa (5S). Siapapun guru yang ada di madrasah walaupun tidak mengajar di kelas kalian tetap harus disapa. Kebiasaan buruk yang kalian lakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) jangan dibawa ke sini," ungkapnya. 

          Materi berikutnya sekaligus yang terakhir adalah mengenai tata tertib. Koordinator Keamanan, Kenyamanan, Kebersihan, Ketertiban, Kerindangan, Kekeluargaan, dan Kesejukan (7K) MAN 1 Banyuwangi, Akromin, menyampaikan bahwa madrasah ini mempunyai tata tertib yang harus dipatuhi peserta didik. Nantinya akan ada sanksi yang diakumulasi menjadi poin-poin. "Kami tidak akan memberi sanksi kepada kalian tanpa sebab. Mengapa sanksi itu perlu? Karena kalau semua pelanggaran kalian diampuni, maka pasti sekolah akan berantakan. Padahal itu untuk kebaikan diri kalian sendiri," tegas laki-laki yang juga guru Bahasa Inggris itu. 

          Melanjutkan perincian tata tertib, anggota 7K lainnya, Yuni Nur Aini, Jeni Wahyudi, dan Debi Farhadiba menjelaskan aturan-aturan mulai dari ketentuan seragam, atribut sekolah, perizinan ketika absen, parkir kendaraan, etika saat pembelajaran hingga penggunaan perhiasan. Dipaparkan juga skorsing yang akan didapatkan jika poin pelanggaran siswa telah melebihi batas tertentu. 

         Terkait hari efektif pembelajaran, ada yang baru di MAN 1 Banyuwangi tahun ini. Seperti yang disampaikan Yuni Nur Aini, "Terhitung mulai kemarin tanggal (17/07/2023), MAN 1 Banyuwangi akan menggunakan hari efektifnya hanya selama lima hari dalam sepekan. Akan tetapi ,yang namanya peraturan, tidak menutup kemungkinan untuk berubah sesuai situasi dan kondisi."

         "Ingat anak-anak, kita sedang menempuh pendidikan di madrasah. Pastinya kita akan dianggap lebih paham dan mengerti aturan-aturan dalam agama. Karena itu jangan sampai ada kasus-kasus (amoral) seperti perkelahian, dan sebagainya," pungkasnya menegaskan ulang. (eks)