Rutinitas Pengajian Bandongan ala Pesantren di MAN 1 Banyuwangi
Jurnalis Mansawangi– Suasana Masjid Darul Muta’allimin MAN 1 Banyuwangi, Senin pagi (27/10), terasa begitu hangat dan khusyuk. Usai menunaikan salat duha berjamaah, seluruh siswa tampak memenuhi masjid untuk mengikuti kegiatan rutin pengajian bandongan. Kegiatan yang digelar setiap Senin ini menjadi salah satu cara madrasah menanamkan nilai religius dan memperdalam pemahaman ubudiah di kalangan siswa.
Pada kesempatan kali ini, Ustadzah Yuniar Romah memimpin jalannya pengajian dengan penuh keteduhan. Beliau mengulas kitab Fathul Qorib, sebuah kitab fiqih dasar yang biasa dipelajari di pesantren. Bab yang dikaji adalah thaharah atau wudu — hal yang terlihat sederhana, namun menjadi pondasi penting dalam ibadah seorang muslim. Dengan metode bandongan, Ustadzah Yuniar membacakan teks Arab, kemudian menjelaskan makna dan hikmah di balik setiap aturan bersuci.
Para siswa tampak antusias dan khidmat. Duduk bersila sambil memperhatikan isi penjelasan kitab tersebut, mereka menyimak setiap penjelasan dengan seksama. Sesekali terdengar suara lembut Ustadzah Yuniar yang menegaskan poin penting, disambut anggukan kecil dari para siswa. Suasana pagi itu benar-benar menghadirkan nuansa pesantren di lingkungan madrasah — teduh, ilmiah, dan sarat makna spiritual.
Menurut pihak madrasah, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya membentuk keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan spiritual siswa. “Kami ingin anak-anak tidak hanya pandai secara akademik, tapi juga kuat dalam pemahaman agama dan akhlaknya,” ujar salah satu guru pembina. Dengan pengajian bandongan yang rutin dilaksanakan setiap Senin, MAN 1 Banyuwangi berharap para siswanya tumbuh menjadi generasi berilmu, beriman, dan berkarakter.