
Akhiri Semester Ganjil, 43rd Generation Jalani Study Campus di Kota Pelajar; Yogya
Dalam rangka
menambah wawasan dan pengalaman belajar peserta didik, telah menjadi budaya
setiap lembaga pendidikan, tak terkecuali madrasah, untuk menjadikan study tour sebagai salah satu agenda
rutin tiap tahunnya. (Agar lebih bangga terhadap Bahasa Indonesia, selanjutnya
mari kita ganti istilah “study tour”
dengan “widyawisata” ya). Penyelenggaraan widyawisata biasa dikelola oleh
Komite Madrasah dengan berpegang pada prinsip objektif, transparan, dan
akuntabel. Tempat-tempat tujuan widyawisata level Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Sederajat, meliputi perguruan tinggi, wisata religi, alam, dan budaya.
Mengimplementasi hal tersebut, hari ini, Senin (11/12/2023), Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi mengadakan Study
Campus Goes to Yogya yang diikuti seluruh peserta didik Kelas XI (±432
siswa) beserta bapak/ibu guru
pendamping. Senin siang, peserta widyawisata berkumpul terlebih dulu di
madrasah untuk sama-sama berjamaah Zuhur dan Asar (Jamak Takdim-Qasar). Kemudian tepat pukul 13.00 WIB, satu-persatu
dari total sembilan bus diberangkatkan.
Ketua Panitia,
Nur Hapipi, menjelaskan terkait dipilihnya Yogyakarta sebagai kota tujuan
widyawisata tahun ini. “Yogya adalah Kota Pelajar. Di sana terdapat banyak
perguruan tinggi negeri/swasta favorit yang bisa dijadikan rujukan peserta
didik untuk menambah wawasannya terkait perkuliahan. Selain pendidikan, Yogya
juga memiliki kekayaan alam dan budaya yang khas,” ujarnya.
Sesuai
rangkaian acara (rundown) yang telah
disusun sebelumnya, widyawisata ke Yogya tahun ini setidaknya akan menuju ke
enam destinasi utama, yakni secara berurut: Makam Sunan Ampel (Surabaya),
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Yogyakarta (UNY),
Malioboro, Lava Tour, dan Candi Prambanan. Adapun di hari pertama, peserta
didik hanya diajak ke Makam Sunan Ampel, Surabaya.
Sebelum transit di wisata religi tersebut, rombongan widyawisata terlebih dahulu beristirahat dan makan malam di Rumah Makan (RM) Tongas Asri, Probolinggo, sekaligus melaksanakan fardu Magrib dan Isya secara Jamak Takhir-Qasar. Selama singgah di tempat demi tempat, syukur kegiatannya boleh dibilang sangat lancar sesuai konsep awal panitia. “Alhamdulillah semuanya lancar dan anak-anak senang menjalaninya,” ungkap Hapipi; laki-laki yang mengampu mata pelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris di kelas itu.